Seorang pelaut tua suatu kali berkata kepadaku: "Tigapuluh tahun yang lalu seorang pelaut muda kabur bersama anak gadisku. Dan aku menyumpahi mereka dalam hatiku, karena tidak ada sesuatu yang lebih aku cintai di dunia ini kecuali anak gadisku.
"Tidak lama setelah itu, si pelaut muda itu karam bersama kapalnya ke dasar lautan, dan bersamanya anak gadis yang sangat kucintai hilang dari diriku. Sekarang pandanglah aku si pembunuh dari seorang anak muda dan anak gadisnya sendiri. Sumpahku telah menghancurkan mereka. Dan sekarang dalam perjalanan menuju liang lahat aku memohon ampunan Tuhan."
Demikianlah cerita orang tua itu. Namun aku menangkap ada nada kesombongan dalam kata-katanya, dan nampak bahwa ia masih membanggakan kekuatan sumpahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar