Lalu mahasiwa-mahasiwa di universitasku itu akan kuajak mengunjungi semua pohon beringin besar dan rindang di seluruh pelosok negeriku. Di bawah setiap pohon itulah istriku tercinta, si Nenek Lampir, mengajarkan ilmunya.
Hanya dalam waktu seminggu, semua pohon di seantero negeri telah kami kunjungi. Selama seminggu berikutnya, semua mahasiwaku wajib melakukan “tapa-siluman tirani dan otoriter” di Universitas Pultikusku.
Pada minggu ke-3 mereka diwisuda. Tentu saja mereka kuanugerahi gelar DD (Doktor Demit) di depan nama mereka. Pada minggu ke-4, dua orang di antaranya telah menjadi RL-1 (Republik Lampir-1) dan RL-2 (Republik Lampir-2) yang sangat, suaaangat otoriter! Lalu dengan bantuan semua dedemit pohon beringin besar dan rimbun, kedua Doktor Demit tadi akan melaksanakan titahku: “Buat Gedung Kerakyatan negeri ini menjadi pusat belanja terbesar di Asia!!”
Hanya dalam waktu seminggu, semua pohon di seantero negeri telah kami kunjungi. Selama seminggu berikutnya, semua mahasiwaku wajib melakukan “tapa-siluman tirani dan otoriter” di Universitas Pultikusku.
Pada minggu ke-3 mereka diwisuda. Tentu saja mereka kuanugerahi gelar DD (Doktor Demit) di depan nama mereka. Pada minggu ke-4, dua orang di antaranya telah menjadi RL-1 (Republik Lampir-1) dan RL-2 (Republik Lampir-2) yang sangat, suaaangat otoriter! Lalu dengan bantuan semua dedemit pohon beringin besar dan rimbun, kedua Doktor Demit tadi akan melaksanakan titahku: “Buat Gedung Kerakyatan negeri ini menjadi pusat belanja terbesar di Asia!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar