Memuat opini, berita, komentar, kata mutiara dalam kehidupan, termasuk beberapa cerpen saya yang terbit di media cetak.

Jumat, 10 September 2010

Gedung Kerakyatan di Negeri Lampir.

Akan kupanggil arwah istriku yang suka tertawa panjang dengan nada tinggi dan dalam, “Hiik…hiik…hiik…, lalu akan kami himpun tuyul-tuyul dan semua babi ngepet, sehingga kami mampu membangun Universitas Pultikus, yang hanya mempunyai 1 Pikultas, yaitu: Tirani, dan hanya 1 Sopirjurusan: Otoriter.
Lalu mahasiwa-mahasiwa di universitasku itu akan kuajak mengunjungi semua pohon beringin besar dan rindang di seluruh pelosok negeriku. Di bawah setiap pohon itulah istriku tercinta, si Nenek Lampir, mengajarkan ilmunya.

Hanya dalam waktu seminggu, semua pohon di seantero negeri telah kami kunjungi. Selama seminggu berikutnya, semua mahasiwaku wajib melakukan “tapa-siluman tirani dan otoriter” di Universitas Pultikusku.

Pada minggu ke-3 mereka diwisuda. Tentu saja mereka kuanugerahi gelar DD (Doktor Demit) di depan nama mereka. Pada minggu ke-4, dua orang di antaranya telah menjadi RL-1 (Republik Lampir-1) dan RL-2 (Republik Lampir-2) yang sangat, suaaangat otoriter! Lalu dengan bantuan semua dedemit pohon beringin besar dan rimbun, kedua Doktor Demit tadi akan melaksanakan titahku: “Buat Gedung Kerakyatan negeri ini menjadi pusat belanja terbesar di Asia!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar