Memuat opini, berita, komentar, kata mutiara dalam kehidupan, termasuk beberapa cerpen saya yang terbit di media cetak.

Jumat, 10 September 2010

Pertanyaan Untuk Presiden SBY.

Pak SBY, mengapa bapak merasa lebih penting mengomentari video porno Ariel dan ancaman teroris daripada membuat sebuah komentar/pidato yang paling tidak bisa sedikit menghibur/menyejukkan hati rakyat yang menangis karena kenaikan harga-harga sembako, dan menderita akibat maraknya ledakan tabung elpiji yang korbannya mungkin sudah melebihi korban bom di hotel JW Mariot dulu?

Apakah bapak tahu bahwa Ephorus (pimpinan tertinggi) HKBP berani terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya karena bapak tidak berkomentar apa-apa terhadap pembubaran/pelarangan beribadah oleh ormas radikal terhadap umat HKBP di Pondok Timur Indah, Bekasi, tetapi sebaliknya bapak meluangkan waktu untuk berkomentar tentang moral dan video porno Ariel? Padahal kebebasan melaksanakan ibadah dilindungi oleh undang-undang. Di sebuah teks berita subuh 10/8/2010 saya membaca, Ibas: Polri harus usut tuntas insiden Bekasi. Terima kasih. Tapi saya lebih suka menyebutnya musibah daripada insiden. Dan untuk musibah yang bersinggungan dengan ‘Sila Pertama dan Sila Ketiga’ Pancasila, menurut saya, sangat layak seorang kepala negara mengomentarinya. Ketua MK saja, Mahfud MD, pernah mengatakan kira-kira sebulan yang lalu: “Pemerintah berkewajiban melindungi agar rakyat dapat melaksanakan ibadah dengan aman”. Bila bapak tetap diam, salahkah bila rakyat menterjemahkan sikap bapak sebagai sikap yang sudah tak mau peduli terhadap kehidupan yang sedang terjadi di negeri ini?

Pak SBY, mungkin karena mengemukakan pertanyaan ini secara terbuka, ‘oknum’ akan mencoba untuk membungkam mulut saya. Mungkin. Tapi hati kecil saya mengatakan tidak. Saya yakin bapak memaklumi bahwa tulisan ini saya buat berdasarkan apa yang saya pikirkan, seperti apa yang diingatkan pada ruang kecil di bagian atas facebook ini. Saya percaya bahwa penguasa dapat memenjarakan tubuh/phisik seseorang dengan segala macam dalih, tetapi saya percaya juga bahwa tindakan itu tak akan pernah menghentikan seseorang untuk berpikir karena di dalam pikiran ada perpaduan antara nalar dan imajinasi.Demikian pertanyaan saya, semoga dari dinding ke dinding akhirnya pertanyaan ini bisa bapak baca.

Bagian dari Catatan Fb saya: Bung Deak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar