Memuat opini, berita, komentar, kata mutiara dalam kehidupan, termasuk beberapa cerpen saya yang terbit di media cetak.

Jumat, 17 September 2010

Stephen Hawking

 
Kematian adalah bagian akhir dari sebuah siklus kehidupan. Mungkin karena akhir dari sebuah perjalanan yang bernama kehidupan, kematian itu ditangisi. Padahal semua manusia, tanpa kecuali, akan mengalami hal itu juga. Hanya waktunya berbeda-beda. Tepatnya kapan, itulah salah satu rahasia Tuhan. Dan aku jadi bertanya dalam hati: "Siapa-siapa saja kelak yang akan menangisi kematianku?"

Ketika Stephen Hawking, fisikawan Ingris yang sangat tersohor itu mengumumkan teori terbarunya: "Bahwa keberadaan manusia dan alam semesta bukan hasil ciptaan Tuhan, melainkan muncul dengan sendirinya. Sebab ada hukum gravitasi, alam semesta dapat menciptakan dirinya sendiri."

Setelah membaca artikel itu, aku bertanya pula pada diriku sendiri: "Bagaimana nanti kehidupanku setelah kematian tiba?" Kalau pertanyaan itu kuajukan pada si Hawking itu, mungkin ia akan menjawab: "Tergantung gravitasi roh kau. Kalau gravitasinya nol atau minus, pasti kau akan melayang ke angkasa mengikuti kehendak alam semesta. Mungkin akan jadi partikel meteor. Kalau gravitasimu plus, kau akan melayang-layang di bumi seperti setan yang suka gentayangan dan tertawa terkekeh-kekeh di antara rimbunan daun bambu!"

Hawking, aku tetap mempercayai Tuhanku, karena ia menjajikan surga setelah kematian. Sedangkan kau tak menjanjikan apa-apa. (foto: tempointeraktif.com)

1 komentar:

  1. kasihan si hawking yah ... ngga percaya Tuhan itu namanya pinter2 keblinger

    BalasHapus